just another random blog
yeeyy !! sweet sixteen !!
sudah lama kutunggu-tunggu ^^
akhirnya 13052010 datang jugaaa ~
Disclaimer
Detective Conan (c) Gosho Aoyama
-=OTANJOUBI OMEDETTO, SHINICHI!=-
-hanny tsukiyomi-, 2010
.
Kudo Shinichi terbangun dari tidurnya. Ia duduk di tepi kasur dan meraih jam weker yang ada di meja sebelahnya. Pukul 23.57.
"Siapapun itu, tak akan kumaafkan karena telah mengganggu tidurku!" gerutunya. Ia pun segera memakai sandal dan turun ke lantai bawah. Ia sempat melirik sekilas ke arah jendela. Hujan lebat masih turun. Sesekali petir menyambar. Ia bun bergidik kedinginan.
Bel rumah Shinichi masih sibuk berbunyi, seolah tak mau kalah dengan suara derasnya air hujan. Shinichi pun melirik ke interphone yang ada di dekat tangga. Gelap. Ia baru ingat kalau ia belum menyalakan lampu teras.
Suara bel belum juga berhenti. "Iya, iya. Tunggu sebentar," kata detektif hebat itu sambil menguap. Sial, siapa yang bertamu malam-malam begini? pikirnya.
Shinichi menyalakan lampu teras dan membuka pintu. Butuh beberapa saat bagi matanya untuk bisa melihat orang yang ada di depannya itu.
"Sonoko?"
Tuan putri keluarga Suzuki itu berdiri di depan pintu rumah Shinichi. Tangan kanannya masih menempel di tombol bel. Shinichi tak bisa melihat jelas ekspresi wajah Sonoko. Tapi dia menyadari bahwa gadis itu sedang menangis. Bahunya naik turun dan samar-samar ia bisa mendengar isakannya.
"Shi,shinichi-kun…" panggil Sonoko sambil terisak.
Shinichi berjalan mendekati Sonoko. "Sonoko? Ada apa?"
"Shinichi-kun… Ran… Ran…" Sonoko masih terisak. Shinichi tampak terkejut mendengar nama Ran disebut-sebut.
"Ran? Sonoko, ada apa dengan Ran? Apa yang terjadi?" Shinichi menenangka Sonoko meskipun ia sendiri juga masih bingung.
"Tadi… Hiks… Tadi kami pulang dari pusat perbelanjaan, lalu… Lalu…"
Shinichi semakin bingung. Ada apa dengan Ran? Apa sesuatu terjadi padanya?
"Sonoko, katakan padaku di mana Ran sekarang? Apa yang terjadi?"
"D,dia… Dia sekarang—"
"Ada pada kami."
Tiba-tiba saja suara itu terdengar dari belakang Shinichi. Shinichi sangat mengenali suara itu. Suara yang dingin, lebih dingin dari es. Nada bicaranya yang sinis dan sangat menusuk. Ia ingat betul tatapan mata sang pemilik suara itu. Tatapan orang yang bisa membunuh siapa saja tanpa pandang bulu. Cukup lama Shinichi tak mendengar suara itu. Sejak kali terakhir ia berhadapan dengan mereka. Sejak kepolisian berhasil membubarkan dan meringkus mereka semua. Tapi, kenapa ia ada di sini?
"Gin?"
Shinichi menoleh ke belakang dengan cepat hingga kepalanya tampak nyaris putus. Tiba-tiba saja lampu ruangan menyala dan…
"KEJUTAAAAAANN!!!"
Tiba-tiba saja semua orang telah berada di ruang tamu. Ran –dengan membawa sebuah kue tart besar–, Yusaku, Yukiko, Profesor Agasa, Kogoro, Eri, Heiji, Kazuha, Shounen Tantei –Genta, Ayumi, Mitsuhiko–, Sersan Takagi, Detektif Sato, Yumi, Shiratori, bahkan Inspektur Megure, dan Miyano Shiho yang sedang berdiri tepat di depan Shinichi dengan membawa dasi kupu-kupu pengubah suara.
Otak Shinichi masih belum bekerja dengan cepat. Ia masih bingung melihat semua orang kini berada di ruang tamu rumahnya. Ia menoleh lagi ke arah Sonoko. Putri konglomerat Suzuki itu sedang tertawa geli melihat kebingungan Shinichi.
"Selamat ulang tahun, Shinichi," kata Ran sambil berjalan ke arah Shinichi.
Shinichi membuka satu persatu kado yang diberikan oleh teman-temannya. Tentu saja, Ran ikut membantu kekasihnya tercinta itu.
"Kado dari siapa ini?" tanya Ran tiba-tiba. Shinichi menoleh. Gadis itu sedang memegang sebuah kado putih berpita biru yang cukup besar.
Shinichi tersenyum tipis dan mengambil kado itu dari tangan Ran. "Kurasa aku tahu kenapa saat pesta tadi aku merasakan itu."
"Maksudmu?" Shinichi tak menjawab. Dibukanya kado berbentuk kubus itu dan mengeluarkan isinya. Hanya ada secarik kertas di dalamnya. Ran segera meraih dan membacanya keras-keras.
.
Kepada Tuan Detektif Hebat
Kadomu ada padaku.
Jika kau menginginkannya, datanglah ke tempat dimana rembulan terbelah dua.
Kaito Kid.
ps : otanjoubi omedetto, Tantei-kun
.
"Eeh? Apa maksudnya?"
Shinichi tak menjawab pertanyaan Ran. Lagi-lagi ia tersenyum tipis dan memandang kertas yang ada di tangan Ran.
"Pertarungan kita belum selesai, eh? Tuan Pencuri?"
.fin.
Minna ~
Ohisashiburi desu ne ^^
Genki desu ka??
Hehe
Kali ini aku bakalan bahas tentang para Penjaga 4 Penjuru Mata Angin yang ada di mitologi Jepang. Lho? Kok tiba-tiba bahas ini? Hehe... Habis baca manga Detective Conan nih... Judul Chapternya (in English) "The Azure Dragon" , "Vermilion Bird", "White Tiger", dan "Black Tortoise". Jadi keinget sama mereka deh. Seiryuu, Suzaku, Byakko, dan Genbu.
Nah, aku jelasin satu-satu yaa...
1. Seiryuu - The Azure Dragon
Disclaimer
Detective Conan (c) Gosho Aoyama
Ran's Riddle (c) Hanny Tsukiyomi
-= RAN'S RIDDLE =-
.chapter I.
-the riddle-
-hanny tsukiyomi-, 2010
-
Ran's POV
"Hiks… Hiks…"
"Hey, sudahlah, Ran. Berhentilah menangis," kata Shinichi.
"Bagaimana kau bisa tenang setelah melihat 'hal seperti itu' ???" teriakku membela diri.
"Aku
"Huwaaa~~!!!" Tangisanku membuat Shinichi panik.
"H-hei, lupakan saja hal itu, oke? Err… Maksudku… Hal seperti itu sering terjadi,
"TENTU SAJA TIDAK!!!"
Shinichi tak memperhatikan teriakanku. Pandangannya tertuju pada seseorang berjubah dan berkacamata hitam yang tampak mencurigakan. Sepertinya dia orang yang ada di bangku paling belakang roller coaster bermasalah tadi (a/n : baca File 001 Detective Conan).
"Maaf, Ran," kata Shinichi tiba-tiba, "Pergilah duluan! Nanti aku akan menyusulmu!" Dia berlari ke arah orang mencurigakan tadi menghilang.
"Eh? Tunggu! Shinichi!" Aku berlari mengejarnya. Sayangnya, aku kehilangan jejak Shinichi. Tapi aku tak menyerah. Aku terus mencarinya. Sikap macam apa ini? Meninggalkanku sendirian di kencan pertama yang kunanti-nanti.
"Nah, Pak Direktur…" terdengar suara berat seorang laki-laki dari balik sebuah bangunan. Aku langsung mengenali suara itu. Suara salah seorang dari laki-laki berjubah hitam yang ada di roller coaster. Aku berjalan mengendap-endap ke arah suara itu. Dan benar saja, dia adalah orang yang tadi diperhatikan oleh Shinichi tadi. Tampaknya ia sedang melakukan transaksi terlarang dengan seseorang.
Aku melihat Shinichi ada di bangunan di seberang. Aku ingin memanggilnya, tapi tentu saja aku sadar situasi. Bisa-bisa aku dan Shinchi ketahuan oleh mereka..
Aku baru saja hendak pergi dari tempat berbahaya itu ketika tiba-tiba saja ada yang menyekapku dari belakang.
3rd Person POV
Laki-laki berambut pirang panjang itu berdiri di sebelah Ran yang tak sadarkan diri. Tatapan matanya yang dingin tertuju pada Ran. Tak berapa lama, rekan berkacamatanya datang.
"Aniki?! Siapa orang ini?" tanyanya terkejut.
"Hanya seekor tikus kecil yang mencoba memata-matai kita," jawab orang yang dipanggil Aniki itu.
"Apa kita harus membunuhnya?"
"Ya, tapi tentu saja tanpa pistol. Polisi masih banyak yang berkeliaran karena kasus tadi," dia mengeluarkan kotak berisi selusin pil aneh. "Kita gunakan ini. Racun mematikan yang sedang dikembangkan oleh organisasi. Kita belum pernah mencobanya terhadap manusia, jadi dia akan jadi kelinci percobaan kita."
Dia meminumkan sebuah pil dari kotak itu kepada Ran dan kemudian beranjak pergi dari tempat itu.
Ran's POV
Panas!!!
Apa ini??
Apa yang terjadi???
Tulang-tulangku… rasanya meleleh!!
Si, sial!
…
Aku tak tahu berapa lama aku tak sadarkan diri. Begitu sadar, aku telah berada di sebuah bangsal rumah sakit.
"Tok tok!" pintu ruangan terbuka. Tampak seorang suster membawa beberapa obat untukku.
"Ah, kau sudah sadar, dik?" katanya sambil tersenyum. Aku mengangguk.
"Sepertinya kondisi tubuhmu mulai membaik. Apa kau ingat kenapa kau bisa tak sadarkan diri? Polisi menemukanmu di gedung yang baru dibangun di
Ah, tentu saja aku ingat. Saat itu aku sedang mengejar Shinichi. Lalu…
"Akh!" rasanya kepalaku sakit sekali. Mungkin karena pengaruh obat bius itu.
"Adik kecil, kau tak apa?"
'Adik kecil'? Siapa yang dipanggilnya 'adik kecil'?
"Sepertinya kau masih perlu istirahat, berbaringlah dulu," katanya sambil membenahi selimutku. Kenapa dia memanggilku 'adik kecil'? Aku
"Cklek," terdengar suara pintu dibuka.
"Ah, pak Inspektur. Anak ini sudah sadar," kata suster itu pada orang yang membuka pintu tadi. Orang yang dipanggil inspektur itu mendekat ke arahku hingga aku dapat melihat wajahnya. Astaga! Ini
"Inspektur Megure!" seruku spontan.
"Eh? Kau tahu namaku?"
"Tentu saja! Kita
"Oh ya?" situasi ini membingungkanku. Kenapa dia tak mengenaliku? Padahal baru saja kami bertemu di
"Siapa namamu, Nak?" pertanyaan itu membuatku terkejut.
"Anda tak mengenali saya?" sepertinya pertanyaanku membuatnya bingung. Dia kemudian berdiskusi sebentar dengan suster yang merawatku.
Aneh! Ini benar-benar aneh! Apa yang terjadi? Beberapa kali dia menyebut 'anak SD', '7 tahun', dan sebagainya. Sementara mereka berdiskusi, aku melompat turun dari tempat tidur. Aneh. Tinggi sekali tempat tidur ini! Rumah sakit macam apa, sih?
Aku lalu melihat papan nama yang ada di tempat tidur tempatku berbaring tadi.. Astaga! Apa mereka benar-benar tak bisa membedakan anak SD usia 7 tahun dengan anak SMA berusia 17 tahun?
Aku berjalan mengitari ruangan. Sepertinya mereka tak menyadari kalau aku tak ada di tempat tidur. Kemudian secara tak sengaja aku melihat bayanganku di cermin yang tergantung tak terlalu tinggi dari lantai.
Apa??!!! Ini aku???
Lututku melemas begitu aku menyadari sesuatu yang terpantul di cermin. Bayanganku! Bayangan diriku saat berusia 7 tahun!
Astaga! Apa yang sebenarnya terjadi?
Segera terpikir olehku untuk melarikan diri dari rumah sakit aneh ini. Semua ini benar-benar membuatku bingung! Aku melongok ke jendela yang terbuka. Bagus. Aku ada di lantai satu. Aku langsung melompat melalui jendela dan berlari sekencang-kencangnya.
Ah, aku tahu tempat ini. Rumah sakit ini cukup dekat dari rumahku. Aku segera berlari pulang. Baru beberapa ratus meter aku berlari, napasku sudah tersenggal-senggal. Apa tubuhku benar-benar mengecil? Masa berlari segitu saja sudah ngos-ngosan? Huft, akhirnya aku sampai di rumah.
"Otousan!!!" teriakku sambil membuka pintu.
"Huwaaa!!!" ayahku berteriak bingung. Kaleng-kaleng bir di mejanya jatuh berantakan. "Si-siapa kau, anak kecil??? Seenaknya saja membuka pintu rumah orang dan memanggilku 'otousan'!! Hush!
"Otousan! Ini aku Ran!! Kau tak mengenaliku?" tanyaku setengah pasrah.
"Ran?! Hahahahahahahahahahaha!!!!!! Bercandamu keterlaluan, nak! Kau memang mirip dengan Ran saat kanak-kanak, tapi putriku itu sekarang sudah 17 tahun! Hahahahaha!!!!!! Jangan coba menipuku, ya!"
"Tousan, ini memang benar aku! Aku tidak tahu kenapa, yang jelas tubuhku dibuat mengecil oleh seseorang yang mencurigakan di
"Oh ya?"
Mataku berkaca-kaca. Rasanya aku sudah tak kuat menahan tangis lagi.
"Huwaaa~~!!!!"
…
Ayahku menenangkanku hingga aku berhenti menangis. Setelah tangisku reda, ayah bertanya, "Hei, Nak. Apa kau benar-benar Ran putriku?"
Aku mengangguk, "Sudah kukatakan,
Ayah tampak ragu-ragu. Terlintas sebuah ide di benakku.
"Otousan tak percaya? Kalau begitu, biarkan aku tinggal di rumah ini malam ini. Akan kubuktikan kalau aku adalah Ran!"
Tanpa persetujuan dari ayah, aku berlari ke kamarku.
Mouri Tantei Office
Kogoro's POV
Gadis kecil ini sinting! Kenapa dia ngotot kalau dirinya adalah Ran? Padahal itu tak akan berhasil untuk menipuku.
Aku penasaran dan mengikutinya ke dalam kamar. Tampak gadis kecil itu dengan cekatan membuka kardus berisi pakaian-pakaian Ran saat kecil. Aneh, dari mana dia tahu kalau pakaian Ran ada di situ?
Kemudian dia berlari untuk mandi. Sempat-sempatnya dia mandi di saat begini. Di rumah orang pula! Beberapa menit kemudian setelah dia sudah selesai berpakaian, dia menghampiriku.
"Akan kubuatkan makan malam kesukaan Otousan. Agar Otousan percaya kalau aku adalah Ran!" katanya padaku. Dia kemudian berlari lagi ke kamar dan mengambil beberapa lembar uang. Hei, hei! Jangan-jangan anak ini hendak mencuri uangku?
"T-tunggu dulu, nak! Seenaknya saja kau mengambil uang itu! Kau pikir uang itu milik siapa?"
"Uang ini milikku! Hasil tabuunganku!" serunya.
Tanpa menunggu jawabanku, anak itu berlari ke luar sambil berteriak, "Akan kubelikan beberapa kaleng bir juga untuk Otousan! Untuk sehari ini saja akan kubebaskan otousan untuk minum beberapa kaleng, tapi tak lebih dari
Hah… Anak ini merepotkan.
Tentu saja aku tak membiarkannya lari begitu saja dengan membawa uang milik Ran. Aku mengikutinya. Dia berbelanja beberapa bahan makanan. Tampaknya dia mengerti betul tempat itu. Ya, Ran memang terbiasa belanja. Tapi tentu itu tak membuktikan kalau gadis ini benar-benar Ran.
Dia kemudian pergi ke minimarket dan membeli beberapa kaleng bir untukku. Ya, bir yang dibelinya memang bir favoritku. Ah, dia tentu bisa mengetahuinya dari kaleng-kaleng bir yang berantakan di mejaku.
Setelah keluar dari minimarket, ia berjalan pulang. Aku cepat-cepat kembali ke rumah agar dia tidak mengetahui kalau aku membuntutinya.
Aku sampai di rumah sebelum gadis kecil itu kembali. Hah… Hari ini benar-benar membuatku bingung. Kalau memang benar anak itu adalah Ran, mana mungkin dia bisa sekecil itu? Dan kalau dia bukan Ran, kemana Ran yang asli? Sampai jam segini dia belum pulang!
"Tadaima~" seru si gadis kecil itu sambil membuka pintu.
"Dari mana saja kau? Kau bawa lari kemana uangku?" tanyaku pura-pura tak peduli.
"Itu uang 'ku' utousan!" katanya sewot.
"Terserah kau lah! Mau kau apakan bahan-bahan itu?"
"Untuk membuatkan otousan makan malam. Apa tousan tidak ingin makan malam?" dia berkata sambil berjalan ke dapur. Aku mengawasinya. Dengan cekatan ia membuatkan makanan favoritku. Dia hapal dimana letak barang-barang dan bumbu-bumbu.
"Nah, otousan. Masih tidak percaya kalau aku adalah Ran?"
"Tentu saja masih!" jawabku. Gadis kecil itu tertunduk lesu. Tapi kemudian dia mendongakkan kepalanya dengan semangat. Wajahnya terlihat serius.
"Kalau begitu akan kusebutkan semua yang aku tahu tentang otousan!! Juga tentang okaasan!"
Dia menyebutkan satu persatu peristiwa yang terjadi dalam keluargaku secara terperinci dan jelas. Bahkan sebagian mungkin tak ku ingat sampai dia menyebutkannya.
"K-kau… Kau memang Ran putriku!!!" seruku terkejut. Ran kecil terduduk lemas. Wajahnya terlihat lega.
Kudo Family House
Shinichi's POV
Huft… Peristiwa tadi benar-benar mendebarkan. Untuk aku tidak ketahuan. Mungkin saja itu tadi laki-laki berambut pirang panjang yang ada di roller coaster bersama orang yang bertransaksi itu.
Aku baru saja akan membuka pintu ketika sebuah ledakan kecil muncul dari rumah tetanggaku. Astaga, professor aneh ini lagi-lagi mebuat penelitian yang membahayakan.
"Uhuk… Uhuk… !"
Terdengar suara seseorang dari balik kepulan asap. Aku langsung menghampiri professor Agasa dan menolongnya.
"Apa-apaan ini?" tanyaku.
"Ahahaha… Hanya sedikit kecelakaan dalam percobaan, Shinichi," jawabnya sambil tertawa setengah terpaksa.
"Sedikit? Setidaknya orang yang cerdas tidak akan memakai ikat pinggang hasil penemuannya yang belum pernah diujicoba sebelumnya di pinggangnya sendiri." Kataku setelah melihat kerutan di baju yang dipakainya. Bagian pinggangnya tampak gosong.
"Ah, sudahlah. Ngomong-ngomong, bagaimana kencanmu dengan Ran?"
Dengan semangat kuceritakan kasus yang kupecahkan tadi sambil membimbing professor masuk ke dalam rumah. Tentu saja kuceritakan juga tentang transaksi yang tadi kulihat.
"Wah… Sepertinya kau senang sekali."
"Ya, tentu saja. Aku ingin menceritakan soal transaksi itu pada Ran. Tapi tampaknya dia sudah pulang duluan," kataku menerawang. "Apa tadi ada telepon dari Ran?"
"Tidak… Tidak ada…"
"Hm… Begitu…"
Mouri Tantei Office
Ran's POV
Ahh… Akhirnya ayah menyadarinya. Aku lega sekali.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa jadi seperti ini?"
Kuceritakan semua hal yang kuingat dengan detail. Ayahku mendengarkan dengan seksama.
"Lalu, apa kau juga menceritakan hal ini pada bocah detektif itu?" tanya ayahku sinis.
"Maksud otousan Shinichi? Belum… Aku tidak tahu harus bilang apa padanya," kataku.
"Lebih baik jangan," kata otousan. Raut mukanya terlihat serius. "Mungkin kau dalam bahaya."
Aku tak tahu apa maksud perkataan ayahku, tapi aku menurut saja ketika dia bilang aku tak boleh menceritakannya pada siapapun.
-Kudou Family House, Monday-
Shinichi's POV
Aku membuka mataku perlahan. Sepertinya tadi ada suara aneh yang membuatku bangun... Tapi begitu aku membuka mata, yang bisa kulihat dari jendela hanyalah langit pagi yang suram dan berkabut…
Eh? Berkabut? Tunggu dulu! Ini bukan kabut, tapi asap!
Professor!!!
Terlihat olehku dari jendela seperempat tembok rumah Professor Agasa yang tepat berada di sebelahku hancur berantakan. Astaga… Pagi-pagi sudah bikin kacau! Aku lalu berganti pakaian dan bergegas ke rumahnya. Benda aneh apa lagi yang dibuatnya?
Professor Agasa tampak terbatuk-batuk di tengah kepulan asap -lagi-. Aku menghampirinya.
"Ada apa lagi ini, professor? Ini baru jam 6 pagi dan rumahmu sudah hancur berantakan!" seruku padanya.
"Hahaha... Hanya sedikit korsleting listrik..." elaknya.
"Huh... Dasar professor!"
"Sudahlah... Aku bisa membereskannya sendiri, Shinichi," katanya saat aku mendekati reruntuhan bangunan untuk membersihkannya.
"Kalau begitu biar kurawat lukamu!"
"Tak perlu... Ngomong-ngomong, apa Ran sudah meneleponmu?" katanya mengalihkan pembicaraan. Aku membantunya berdiri.
"Belum... Semalaman dia tidak meneleponku. Mengirim email pun tidak. Perasaanku tidak enak. Jangan-jangan ada sesuatu..." kataku cemas. Professor tampak khawatir.
"Lebih baik kau segera ke rumahnya. Mudah-mudahan dia baik-baik saja."
-Mouri Tantei Office-
3rd Person POV
Detektif SMU itu telah sampai di rumah detektif Mouri. Perasaan aneh menggelayuti hatinya.
"Tingtong~" Shinchi membunyikan bel.
"Ya... Tunggu sebentar..." terdengar suara seorang anak kecil dari dalam. Shinichi terkejut. Dia yakin ini bukan suara Ran, tapi ia merasa pernah mendengar suara ini. Entah kapan dan dimana. Suara yang sudah sejak lama terekam di dalam memorinya. Tapi suara siapa?
"Cklek!" pintu dibuka. Seorang gadis kecil berambut hitam yang dikuncir dua.
"Shinichi!" seru Ran spontan.
"Ha?!" Shinichi terkejut.
"Shi-" Ran menutup mulutnya. Dia baru ingat kalau dia harus menyembunyikan identitasnya.
"A-anu... Ran ada??" tanya Shinichi setengah shock.
"E,eehh... Di-dia..."
.
.
to be continued
a/n : this is my first fanfiction so far ... sorry kalo geje,, full typo,, de el el :D
I've never been this happy before
Until you came to me and smiled at me
I've never felt this feelings before
Until you shared your tears and laugh to me
You make me realized something
Something I couldn't describe
You taught me one thing
Which I say it love
But then I realized
That you didn't feel the same way
You have already got
Someone who can put your tears away
I know this is the right time to forget you
After one year long struggling with this crush
So why do I still have this feelings ?
I just want them to end
But what should I do
When they keep cominhg back again ?
They won't go away
No matter how hard I try
I don't know what am I supposed to do
I cannot tell you
Because I know that you'll just turn and walk away
So I'd rather break down and cry
[mode bahasa-inggris-awut-awutan dinyalakan]
Yea,,,
well...
Good afternoon all :)
how's it going ?
hmm...
this month,,
there is a special schedule for my English Class ...
I bet,
all my friends will like it :)
February's Schedule : IceBreaker
the task is so simple ~> we have to make a game, or song, or else, to be an icebreaker.
What is icebreaker ??
Yea,, i don't know what exactly it is, but i think it's a kind of activity which can make the students feel happy and not bored with all stressing school lesson. Just like an intermezzo for us, but it doesn't out of the lesson we study.
[mode bahasa-inggris-awut-awutan dimatikan]
saya kehabisan kosakata =.=
oke, oleh karena itu saya berencana untuk memposting kegiatan icebreaker yang dibuat teman-teman saya mulai minggu depan..
termasuk icebreaker gak mutu yang saya ambil dari buku.
oke well,,
segitu dulu dari saya kali ini.
maaf gak mutu banget.
konnichiwa
is this thing on? okay.
ehem.
Siangg semuaaaa ~
so how is it going ??
[mode semi formal dinyalakan]
long time no post,,
lagi sibukk ..
sibukk meratapi nasib rapor sayaa ... (halah)
asal anda tahu inii rapor TERJELEK saya seumurr hidup !!
oh my gosh !!
SMA ini bener* masa keterpurukan saya ..
kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Inggris (8,**), English Conversation (9,**), dan Bahasa Jerman (8,**) yang lain nyaris tidak lolos KKM . WTH !!
yasudah,,
back to topic.
anda tidak perlu ikut menangisi rapor saya kan ?
:P
anyway,
mungkin anda agak sedikit bingung dengann cara menulis saya,, gaya bahasa yang saya gunakan..
saya memang orangnya moody...
haha
jadi ya,,
bagaimana cara menulis saya pun tergantung mood ...
hahaha
CUT !! BACK TO TOPIC !!
ehem...!
oke,
topik hari ini :
Pokémon Shiny Gold
Mungkin banyak dari kalian yang tahu dan pernah memainkan Game Pokémon Shiny Gold di GBA. Copyright game ini menunjukkan kalo Shiny Gold mulai dipasarkan tahun 2008. Well, udah lama ya =.=
but that doesn't matter for me.
yeah...
akhir-akhir ini saya mulai terobsesi untuk menamatkan game ini (are u kidding me? there's no end for this game...) yaelah, salah dikit aja.. Maksudnya,, mendapatkan gelar Pokémon League Champion. Walaupun kali ini saya baru sampai di Victory Road.
well,
saya memainkan game ini di laptop saya,, berkat usaha saya mati-matian minta download-in gratis dari teman. (he copied it together with the emulator too. thanks bro !)
Di game ini saya memilih karakter cewek. Dalam anime-nya, karakter ini mungkin yang bernama Crystal (and that's the name i use for my character. not creative, i know) dan (lagi-lagi saya sesuaikan anime-nya) saya pilih Chikorita sebagai partner Pokémon nya.
Tapi cerita di game ini berbeda dengan di anime-nya, dan saya kecewa karenanya. Mungkin di Game Pokémon versi lain ada yang menampilkan Crystal juga? Dengan cerita yang sama dengan anime nya? Ada yang tahu? Saya malas mendownload satu per satu game itu.
Awalnya saya merasa kesulitan memainkan game ini. Karena banyak sekali teka-teki dalam cave supaya kita dapat keluar. Saya berkali-kali gagal sampai di depan Mahogany Gym Leader karena Slippery floor-nya benar-benar frustating !!
Hate Zel !! (eh enggak deh. Without him this game will never created.)
Well, mungkin anda-anda semua yang punya IQ di atas saya bisa memecahkan rute di Slippery Floor dengan mudah =.=a
Kesulitan lain ada di Victory Road. Saya pernah memainkan Pokémon LeafGreen, dan Victory Road - nya tidak se ribet ini. Sumpah ribet banget ! [Kemlinthi mode dinyalakan] But for me, semakin frustating game-nya, semakin puas saya saat menyelesaikannya. [Kemlinthi mode dimatikan]
Saya belum bisa komen tentang Pokemon League-nya, karena as u know, saya belum sampai ke situ ...
u should try this game guys.
It is so fun (and frustating) ..
And this is the free download link .
Dan kalau kalian perlu guide atau walkthrough nya,, bisa dilihat di sini.
Oya,, saya lupa. Anda tidak bisa memainkannya tanpa emulator, ya?
anda bisa download emulatornya dengan mengklik link ini
[mode semi formal dimatikan]
ookkkeeehh ~~
semuaa...
makasii bagii yang uda bacaa.............
hhew ...
and see u in the next post !!
siangg !!!
Buad Pepe,
Adek kita tersayang =P *sori brotha … ak panggil kamu adek.. padahal tuaan kamu ya xD
Assalamualaikum ...
Pepe…
Gimana kabarmu di sana ??
Hehe ...
Kita semua, Musashi, kangen kamu Pe...
Kangeeeeennnn banget ...
Meskipun dua minggu udah berlalu,
Kita masih kangen berat ma kamu ...
Kangen wajah imutmu ...
Kangen suaramu ...
Kangen mata kekanak-kanakanmu yang berbinar waktu main game xD *i like that one
Kangen segala analisa dan hipotesamu ...
Kangen otakmu yang cemerlang walaupun kamu masih 15 tahun ...
Kangen caramu bicara saat ngajarin kita ...
Kangen sikap awkward-mu di depan kelas xD *enggak enggak Pe... Kidding brotha :D but really, i LOVE that one ... miss it … :’)
Pe...
Aku pengen cerita banyakk banged ke kamu ...
Saking banyaknya,,,
Bingung nih mau mulai darimana .......... > < ~
Sebagian udah aku ceritain ke kamu di wall FB kamu sihh ...
Hampir tiap hari aku nge wall ke kamu :D
Gag papa kan ???
:P *maksa
Ngomong-ngomong soal FB,
Tanggal 13 Dec 09 ada yang aktifin FB kamu Pe ...
Account kamu online !!!
Waktu itu aku berharap itu bener-bener kamu ...
Kamu lagi buka FB di hari itu ...
Dan yang ada di koran hari itu bukan kamu !!
Tapi aku kemudian sadar Pe.
Itu nggak mungkin banget.
Kamu nggak mungkin buka FB lagi ...
Mungkin ada orang yang buka ya Pe ???
Hadudududu ~~
Waktu itu aku takut banget kalo FB kamu di deactive sama orang ,,
Atau di hack ...
Makanya ,,
Aku minta tolong ke Mas Elan buat nyariin fasilitas dari FB untuk melindungi alias memonumenkan account FB orang yang udah nggak bakal bisa bukak account.nya lagi ... *thank to you mas ! hhe ... :D
Aku udah laporin ke FBTeam buat memonumenkan FBmu Pe ... *betewe, udah di respond tuh ma FB ... Liad ??? Udah di monumen in ... Insya Allah gag bakal ilang deh ... :)
Biar FBmu gag di-hack orang ato di-deactive sama FBTeam ...
Biar Musashi masih bisa ngewall kamu :D
Biar bisa cerita apapun ’ke kamu’ ...
Hehe ...
Oiya Pe ...
Ada olimpiade mekanik nih Pe ...
Ikut ??
*haha ... ga mungkin sii ..
Segitu dulu ceritaku Pe ...
Masih banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakk banget yang pengen aku ceritain ...
Maybe I’ll ’send’ a letter again xD
Well, although you’ll never read our messages :’)
Sebelas IPA satu akan buat kamu bangga Pe !!!
Baik-baik di sana ya kakakku sayang … xD
Dah Pepe …
Love u always brotha …
PS : Ketua SKI sekarang ganti Adit … Duh,, gag bisa bayangin aku Pe … Kok dia sih yang jadi ketua ??? Hahaa xD oiya,, tanggal 5 Feb nanti kita mau ke rumah ortu-mu Pe … kamu ada di sana gag ??
Wassalamualaikum …
Madiun, 22 Dec 2009
Untuk sahabat, adik (kakakku), ketua SKI, mr. Perfect, mr. Cute *dan lain-lain sebagainya masih banyak lagi xD
ARDY FERIZKO AKBARI
05 Feb 1994 – 10 Dec 2009